Satu Dekade Bencana Nuklir Fukushima, Bagaimana Nasib Proyek Penonaktifan Reaktor

Author : fahrihusen88
Publish Date : 2021-06-16 16:04:53


Satu Dekade Bencana Nuklir Fukushima, Bagaimana Nasib Proyek Penonaktifan Reaktor

Greenpeace sebut upaya penonaktifan PLTN Fukushima yang lumpuh dihantam tsunami sia-sia. Meski pemerintah telah menyatakan aman, penduduk setempat khawatir kembali ke wilayah yang berada di bawah semburan radioaktif.

Jepang memperingati 10 tahun bencana alam paling merusak dalam catatan sejarah. Gempa berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang pesisir timur negara itu dan memicu terjadinya kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.

Operator PLTN Fukushima Daiichi mengatakan bahwa upaya menonaktifkan reaktor tersebut pun sesuai jadwal. Namun, gerakan anti-nuklir mengkritik hal itu dan bersikeras bahwa rencana Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) untuk menyelesaikan penonaktifan tiga reaktor yang hancur tidak memiliki "prospek sukses dan delusi."

Masyarakat yang tinggal di daerah yang pada Maret 2011 itu secara langsung terkena semburan radioaktif mengatakan hidup mereka telah berubah selamanya dan tidak dapat diperbaiki.

Gempa yang terjadi pada 11 Maret 2011 sore tersebut, merupakan gempa terkuat keempat di dunia sejak pencatatan modern dimulai pada tahun 1900, menyebabkan serangkaian tsunami. Gelombang air dengan ketinggian lebih dari 40 meter menghantam beberapa tempat di pesisir timur laut Jepang.

Orang tidak boleh diberi tahu bahwa aman untuk kembali'
Tsunami merusak tembok penghalang dan membanjiri bagian bawah empat dari enam bangunan reaktor PLTN Fukushima. Akibatnya, generator darurat gagal menjaga pompa air untuk mengalirkan air dingin untuk reaktor. Inti reaktor yang terlalu panas menyebabkan tiga unit mengalami kerusakan, dengan operasi unit keempat ditangguhkan untuk perawatan pada saat bencana terjadi.

Beberapa hari setelah peristiwa itu, pemerintah memerintahkan evakuasi lebih dari 154.000 orang yang tinggal di kota dan desa sekitarnya. Rencana secara diam-diam dibuat untuk mengevakuasi sebagian besar wilayah utara Jepang jika satu atau lebih ruang reaktor melepaskan radiasi dalam jumlah besar ke atmosfer.

Namun, skenario itu tidak pernah terjadi. Bencana Fukushima digolongkan sebagai kecelakaan nuklir paling serius kedua dalam sejarah, setelah bencana Chernobyl. Para ahli memperkirakan bahwa sekitar 18.000 terabecquerel radioaktif cesium-137 dilepaskan ke Samudra Pasifik, bersama dengan jumlah yang bervariasi dari strontium, kobalt, yodium, dan radionuklida lainnya.

Nobuyoshi Ito, salah seorang warga, mengabaikan permintaan dari pihak berwenang untuk meninggalkan rumahnya di pinggiran kota Iitate setelah bencana satu dekade lalu. Dia bersikeras bahwa dia sudah tua, bahwa radiasi tidak akan mempengaruhi umur panjangnya, dan bahwa dia harus tetap menjadi subjek uji manusia.

Ia kini berusia 76 tahun dan telah menghabiskan satu dekade terakhir memantau tingkat radiasi di perbukitan sekitarnya, serta pada tanaman yang dia tanam serta buah dan sayuran liar.

"Tiga tahun lalu, mereka mencabut perintah evakuasi dan mereka mendorong orang untuk kembali sejak saat itu," katanya kepada DW. "Saya telah mencatat tingkat radiasi sejak kecelakaan itu dan sudah pasti turun, tetapi tanah di sini akan terkontaminasi selama bertahun-tahun yang akan datang. Orang tidak boleh diberi tahu bahwa aman untuk kembali karena saya tidak percaya."

Proyek penonaktifan nuklir yang kompleks
Akira Ono, Kepala PLTN Fukushima, mengatakan dalam sebuah wawancara pekan ini bahwa tidak perlu ada revisi target penyelesaian pekerjaan untuk menonaktifkan reaktor, yang telah ditetapkan antara 2041 dan 2051.

"Kami akan tetap berpegang pada target penyelesaian 30 sampai 40 tahun dan akan menyusun garis waktu dan teknologi serta rencana pengembangan yang sesuai," katanya kepada Associated Press.

Data baru menunjukkan bahwa tingkat cesium di ruang penahanan utama dari dua reaktor jauh lebih tinggi daripada yang diyakini sebelumnya, yang mana akan memperumit pekerjaan penonaktifan. Selain itu, masih banyak sisa material yang yang harus ditemukan dari inti reaktor yang meleleh yang jatuh ke dasar ruang penahanan dari tiga reaktor.

Meskipun tidak ada proyek penonaktifan nuklir skala Fukushima yang pernah dicoba sebelumnya dan di beberapa daerah, serta teknologinya belum dikembangkan untuk memungkinkan pekerjaan itu selesai, TEPCO bermaksud untuk terus maju dengan upayanya dan itu akan dilakukan salah satunya dengan merilis peta jalan penonaktifan yang diperbarui sebelum akhir bulan ini.

Satu dekade penipuan dan khayalan?
Shaun Burnie, seorang pengamat nuklir untuk Greenpeace Asia Timur, menegaskan tidak ada kemungkinan jadwal TEPCO dipenuhi dan bahwa pihak berwenang terus mengabaikan risiko terhadap kehidupan masyarakat.

"Pemerintah berturut-turut selama 10 tahun terakhir ... telah berusaha untuk melakukan mitos tentang bencana nuklir," katanya dalam sebuah pernyataan kepada DW. "Mereka berusaha menipu rakyat Jepang dengan salah menggambarkan keefektifan program dekontaminasi dan mengabaikan risiko radiologis."

Pada saat yang sama, mereka terus mengklaim bahwa reaktor Fukushima Daiichi dapat dikembalikan ke status 'greenfield' pada pertengahan abad," katanya. "Dekade penipuan dan khayalan di pihak pemerintah dan TEPCO harus diakhiri. Sebuah rencana penonaktifan baru tidak bisa dihindari, jadi mengapa membuang lebih banyak waktu dengan fantasi saat ini?" tanya Burnie.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace, hanya 15% dari 840 kilometer persegi wilayah yang diidentifikasi paling terkontaminasi dari dampak nuklir yang telah didekontaminasi. Sedangkan kota Namie dan Iitate, yang diumumkan pemerintah aman untuk pengungsi kembali, masih memiliki radiasi di atas tingkat aman.

Burnie mengatakan "pemikiran ulang mendasar dalam pendekatan dan rencana baru" untuk penonaktifan PLTN tersebut diperlukan. Pilihan paling tidak buruk, menurut Greenpeace, adalah menyimpan semua materi yang telah terkontaminasi radiasi di lokasi tanpa batas waktu, termasuk sisa-sia bahan bakar nuklir bekas.

"Fukushima Daiichi sudah dan harus tetap menjadi tempat penyimpanan limbah nuklir untuk jangka panjang," pungkasnya.

Laporan terbaru tim peneliti PBB dari UNSCEAR menyebutkan, bencana nuklir Fukushima tahun 2011 tidak membahayakan kesehatan penduduk lokal atau meningkatkan risiko kanker akibat radiasi.

Penduduk Fukushima tidak menderita efek kesehatan yang berbahaya setelah bencana nuklir yang terjadi 11 Maret 2011, kata laporan terbaru PBB yang dirilis hari Senin (8/3). Rangkaian kehancuran dan ledakan di reaktor nuklir Fukushina tahun 2011, yang dipicu oleh gempa bumi dan tsunami susulan, dianggap sebagai bencana nuklir terburuk di dunia sejak bencana Chernobyl pada tahun 1986.

Radiasi nuklir dari bencana di Jepang itu tidak meningkatkan risiko kanker di luar batas normal, kata Komite Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom, UNSCEAR.

Selain itu, sejak laporan terakhir pada 2013, "tidak ada efek kesehatan yang merugikan di antara penduduk Fukushima yang telah didokumentasikan, yang secara langsung dapat dikaitkan dengan paparan radiasi dari kecelakaan itu", kata Ketua UNSCEAR, Gillian Hirth.

Fukushima tidak picu bencana radiasi
Peneliti PBB mengatakan, peningkatan kanker tiroid di antara anak-anak dalam dekade terakhir tidak terkait dengan tingkat radiasi yang lebih tinggi, melainkan karena analisis yang lebih menyeluruh yang menyebabkan lebih banyak kasus dilaporkan.

Di daerah dan negara lain tanpa paparan radioaktif yang lebih tinggi, pemantauan yang lebih baik juga menyebabkan laporan peningkatan jumlah kasus kanker tiroid, kata laporan itu.

"Ini adalah bencana, tetapi ini bukan bencana radiasi," kata ahli biologi radiasi Anna Friedl, yang mewakili UNSCEAR di Jerman, kepada kantor berita DPA.

Setelah bencana Chernobyl di Ukraina tahun 1986, para ahli medis menemukan lebih banyak kanker tiroid di kalangan penduduk lokal di sekitar PTN yang meledak itu, akibat radiasi zat radioaktif.

Risiko kanker masih tetap ada
Pada saat yang sama, PBB memperingatkan, masih ada kemungkinan bahaya kanker akibat kecelakaan PLTN tersebut. Di antara sekitar 170 petugas penyelamat yang terpapar radiasi sangat tinggi, diperkirakan ada dua hingga tiga kasus kanker tambahan. Laporan tersebut juga mengatakan, faktor-faktor lain seperti stres, masalah jantung dan penyakit lain muncul akibat evakuasi.

Gempa bumi dan tsunami berkekuatan 9,0 skala Richter di Jepang pada 11 Maret 2011 memicu bencana meledaknya reaktor nuklir di PLTN Fukushima, yang menyebabkan sejumlah besar radiasi dilepaskan ke lingkungan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir yang terletak sekitar 220 kilometer di timur laut Tokyo.

Bencana gempa bumi dan tsunami Fukushima menewaskan 19.000 orang dan memaksa sekitar 160.000 penduduk harus mengungsi dari rumah mereka. Namun, bencana PLTN Daiichi di Fukushima dibandingkan dengan bencana Chernobyl, jauh lebih sedikit melepaskan zat radioaktif dan sebagian besar mengendap di laut, bukan di darat.



Category : general

Practice with Our Unique C_FIORADM_21 Exam Dumps PDF Questions:

Practice with Our Unique C_FIORADM_21 Exam Dumps PDF Questions:

- Everyone wants to pass the exam in first try. Visit CertsAdvice website for an easy preparation of your exam


Mario Balotelli must focus on football, says Roberto Mancini  stakehead

Mario Balotelli must focus on football, says Roberto Mancini stakehead

- "I think that its important that Mario starts -- or restarts -- to think only about football. Not t


Easy Way to Clear GE0-703 Exam Questions:

Easy Way to Clear GE0-703 Exam Questions:

- Everyone wants to pass the exam in first try. Visit CertsAdvice website for an easy preparation of your exam


Enhance Your Career With Most Popular IBM C1000-083 Certification

Enhance Your Career With Most Popular IBM C1000-083 Certification

- The whole point of certification is that it independently and impartially verifies that you are complying to a standard. Irrespective of regardless